Penelitian menunjukkan bahwa ada seperangkat karakteristik, ciri kepribadian, dan pola perilaku yang membedakan si tukang selingkuh dari yang tidak berselingkuh.
- M Said Fikriansyah: Saya Bukan Bjorka, Hanya Video Editor Biasa
- Lewat Diklatnas, Hima Persis Berharap Kader Peka dengan Martabat Manusia
- Tak Tunggu Cuti Habis, Ridwan Kamil Sudah Kembali Beraktivitas
Baca Juga
Selingkuh adalah istilah yang umum digunakan terkait perbuatan atau aktivitas yang tidak jujur dan menyeleweng terhadap pasangannya, baik pacar, suami, atau istri. Istilah ini digunakan sebagai sesuatu yang melanggar kesepakatan atas kesetiaan hubungan seseorang.
Rupanya orang yang kerap atau gemar berselingkuh memiliki krakateristik yang khas.
Dikutip dari jurnal Perselingkuhan Dalam Sudut Pandang Psikiatri oleh Menina Vilanova, penelitian menunjukkan bahwa ada seperangkat karakteristik, ciri kepribadian, dan pola perilaku yang membedakan si tukang selingkuh dari yang tidak berselingkuh.
Berikut karakter orang yang suka selingkuh.
1. Narsis
Menurut psikologi, orang yang suka selingkuh biasanya memiliki kepribadian narsistik atau terlalu narsis. Kepribadian narsis ditandai dengan sifat egois, serakah, kurangnya empati, dan hanya memikirkan diri sendiri.
Kepribadian ini dapat menjadi tanda mereka bisa selingkuh tanpa penyesalan atau merasa bersalah. Mereka juga menuntut kesetiaan dari pasangannya, tetapi dirinya sendiri berkhianat
2. Sering Berbohong
Tidak berlebihan jika orang yang suka selingkuh disebut sebagai pembohong profesional. Mereka tahu bagaimana caranya berbohong yang baik, bahkan pandai memilih bahasa dan gestur tubuh yang tepat.
3. Cemburu Berlebihan
Tukang selingkuh akan terus-menerus menanyai pasangannya dan sering menuduh pasangannya berperilaku tidak pantas atau genit. Fakta bahwa mereka mampu tidak setia menempatkan mereka pada posisi defensif dan paranoid pun muncul.
Jika mereka melakukannya, mereka menganggap pasangan mereka juga melakukannya. Mereka begitu tenggelam dalam kebohongan, sehingga rasa tidak aman muncul dan mereka mulai menuduh pasangannya tidak hanya selingkuh, tetapi juga berbohong, menggoda, dan lainnya.
Menurut Karen R. Koenig, M.Ed, LCSW, proyeksi adalah mengambil sifat yang tidak disukai dari diri kita lalu menghubungkannya dengan orang lain secara tidak sadar.
4. Kerap Gaslighting
Gaslighting merujuk pada bentuk manipulasi psikologis yang melibatkan penyajian informasi palsu, ketika lawan bicara didesak atau dipaksa untuk mengakui bahwa informasi itu benar. Bentuk emotional abuse ini digunakan oleh pelaku untuk mengontrol pasangannya.
Pelaku juga menutupi kebohongan atau perselingkuhan dengan cara ini, misalnya menuduh pasangan bereaksi berlebihan, terlalu sensitif, atau dramatis, menyangkal perasaan pasangan, menyangkal kenyataan. Bahkan mengatakan sesuatu, kemudian mengaku tidak pernah mengatakannya.
5. Terlalu Menyukai Tantangan
Percaya atau tidak, hubungan romansa yang stabil dan datar-datar saja dianggap membosankan oleh sebagian orang. Akhirnya, mereka mencari tantangan dengan cara yang salah, yaitu selingkuh.
Ketakutan dan kebohongan membuatnya dibanjiri adrenaline rush. Adrenalin merupakan hormon fight or flight yang dikeluarkan ketika kita menghadapi situasi berbahaya, mengancam, atau penuh tekanan. Anehnya, mereka justru kecanduan sensasi ini.
6. Kerap Merasa Insecure
Karakter orang yang suka selingkuh selanjutnya ialah sering membawa luka emosional dari masa lalu mereka. Banyak pasangan yang tidak setia dilecehkan secara emosional, diabaikan, atau memiliki cinta dan perhatian yang ditahan.
Mereka sering secara emosional bergantung pada pasangan atau pasangan mereka. Hal yang sangat mereka inginkan inilah hal yang menyebabkan mereka selingkuh.
Ketakutan mereka akan kesendirian sangat besar, sehingga mereka membutuhkan rencana cadangan, yaitu dengan cara berselingkuh. Mereka perlu tahu bahwa seseorang selalu tersedia untuk mereka.
7. Manipulatif
Bukan rahasia lagi kalau tukang selingkuh pasti manipulatif. Mereka suka playing victim dan selalu mencari pembenaran atas apa yang ia tuduhkan ke pasangannya.
Mereka bisa merangkai cerita sedemikian rupa dan menyambungkan satu bagian ke bagian lainnya yang sebenarnya tidak berkaitan hanya demi membuat dirinya seolah korban. Padahal, tindakan itu hanya untuk menghindari kecurigaan pasangan pada mereka.
- Hari Ini, Isi BBM Subsidi di Aceh Harus Pakai Barcode
- Alumni Ponpes Terkejut Dapat Kabar Oknum Pengasuh Cabuli Santri
- Anggota DPRD Pessel Minta Pemda Audit Dua PKS Incasi Raya