Wabah Pneumonia ‘Misterius’ di China Meningkat Drastis, Berikut 5 Cara Pencegahannya

Mengenal Pencegahan Pneumonia Misterius
Waspada Penumonia Misterius

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas China menyatakan, mayoritas kasus pneumonia 'misterius' ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae atau disebut juga dengan walking pneumonia. Bakteri ini menyebabkan penyakit dengan cara merusak lapisan di sistem pernapasan dari tenggorokan hingga paru-paru.


Masyarakat dunia kembali dihebohkan dengan wabah penyakit pneumonia ‘misterius’ di China yang menyerang anak-anak. Diketahui, kasus ini mengalami lonjakan sejak Oktober hingga November 2023 lalu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas China menyatakan, mayoritas kasus pneumonia 'misterius' ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae atau disebut juga dengan walking pneumonia. Bakteri ini menyebabkan penyakit dengan cara merusak lapisan di sistem pernapasan dari tenggorokan hingga paru-paru. 

Dikutip dari laman Medical News Today, penularan Mycoplasma pneumoniae terjadi lewat percikan air liur (droplets) di udara ketika penderitanya batuk atau bersin. Seseorang dapat tertular infeksi bakteri ini jika tidak sengaja menghirup droplets tersebut.

Bakteri Mycoplasma pneumoniae akan menimbulkan gejala sekitar satu sampai empat minggu setelah menginfeksi tubuh. Gejala yang dapat muncul yaitu flu dan batuk. 

Gejala pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae berbeda antara orang dewasa dan anak- anak. Pada orang dewasa gejalanya, yaitu sakit tenggorokan, lemas, demam, nyeri kepala, penumpukan cairan di rongga pleura (efusi pleura), serta batuk yang bisa memburuk dan bertahan dalam hitungan minggu atau bulan. 

Sementara itu, pada anak usia di bawah lima tahun gejalanya, seperti hidung tersumbat, sakit tenggorokan, mata berair, mengi atau wheezing napasnya berbunyi, bersin-bersin, bahkan jika batuk terlalu sering dapat menyebabkan muntah atau diare. Menurut IDAI, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah pneumonia, di antaranya.

1. ASI eksklusif dan MPASI yang memadai

Pemberian ASI dan MPASI yang cukup untuk bayi akan memberikan proteksi perlindungan alamiah dalam hal gizi. MPASI dianjurkan untuk diberikan sejak bayi berusia enam bulan, sedangkan ASI dapat diberikan hingga usia dua tahun.

2. Lengkapi Imunisasi Anak

Salah satu cara untuk mencegah pneumonia anak serta berbagai penyakit lainnya adalah memberikan imunisasi yang lengkap. 

3. Cuci Tangan dengan Sabun

Biasakan untuk mencuci tangan dengan sabun secara rutin. Kebiasaan ini bisa membuat anak-anak terlindungi dari berbagai penyakit serius seperti pneumonia, diare, bahkan Covid-19. 

Cuci tangan sangat penting karena ada jutaan bakteri dan virus tak kasat mata yang bisa menempel di tangan. 

4. Memakai Masker di Tempat Umum

Masker sangat efektif untuk mencegah penularan pneumonia yang disebabkan oleh droplet pernafasan yang dihirup. Gunakan masker dengan benar agar penularan pneumonia dapat dicegah terutama saat anak-anak berada di tempat umum.

5. Kurangi Polusi di Dalam Rumah

Polusi udara bisa menjadi salah satu faktor risiko pneumonia pada anak. Untuk itu, hindari polusi udara termasuk yang ada di dalam rumah. 

Jangan biarkan anak-anak terpapar polusi udara, seperti asap rokok, karena dapat merusak saluran pernapasannya. 

Bagi penderita yang terkena Mycoplasma pneumonia, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan penyakit ini ke orang lain, seperti berikut ini.

1. Menutup mulut dan hidung menggunakan tisu saat batuk atau bersin di tempat umum. Buang tisu ke tempat sampah.

2. Gunakan masker serta terapkan etika batuk dan bersin jika keluar rumah.

3. Cuci tangan secara rutin untuk menghilangkan bakteri atau virus yang menempel di tangan.

4. Batasi diri keluar rumah terutama saat sedang mengalami gejala flu, seperti batuk, pilek, atau bersin-bersin.

5. Konsultasi ke dokter mengenai keluhan yang dialami dan minum obat sesuai yang dianjurkan.

6. Cuci tangan dan pakailah masker saat akan menyusui atau menyiapkan makanan untuk anak.